Thursday, April 25, 2024
Sejarah

Tiga tahun perang Turki melawan kelompok teror FETO

TURKINESIA.NET – ANKARA. Sejak upaya kudeta FETO yang mematikan pada 2016, Turki telah melakukan upaya aktif melawan organisasi teroris di dalam negeri dan luar negeri.

Kudeta 15 Juli 2016 merupakan serangan teroris keji dan paling mematikan yang pernah dialami negara itu.

Upaya tersebut mengungkap ancaman serius yang ditimbulkan oleh organisasi teroris FETO terhadap Turki.

Sebanyak 251 warga tewas dan lebih dari 2000 lainnya terluka akibat aksi itu.

Selama upaya kudeta, orang-orang Turki yang menentang ancaman mengerikan ini dengan sungguh-sungguh dan berani menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak mengakui kekuasaan yang melampaui kehendak mereka dan siap berdiri mengorbankan hidup mereka untuk melindungi negara dan sistem demokrasi.

Upaya kudeta itu juga mengungkapkan jaringan gelap dari sekolah yang didirikan oleh FETO selama beberapa dekade terakhir.

Organisasi itu mencuci otak anak-anak di sekolah dengan menyamarkannya sebagai kegiatan pelatihan, di mana pengikut radikalnya melakukan instruksi organisasi dan melanggar semua norma hukum dan moral.

FETO memperkuat pengaruh ekonomi dan politiknya dengan menyalahgunakan sumber daya dan wewenang negara untuk kepentingan organisasi.

Namun, pada 15 Juli, Turki berhasil memahami besarnya struktur rahasia yang didirikan oleh FETO dalam lembaga penting negara itu: Pasukan Angkatan Bersenjata Turki.

[adinserter name=”Block 1″]

Dalam tiga tahun terakhir, Turki di bawah aturan hukumnya telah menyeret para pelaku upaya kudeta ke pengadilan.

Upaya untuk menyebarkan organisasi teroris di semua bidang ekonomi melalui entitasnya, khususnya di sektor pendidikan, media dan perbankan juga berhasil digagalkan.

Tujuan utama dalam upaya Turki memerangi FETO adalah untuk menunjukkan dan membuktikan fakta bahwa FETO merupakan ancaman bagi keamanan negara-negara lain.

Turki juga membatasi ruang FETO di luar negeri untuk mencegah anggotanya mentransfer uang dan melarikan diri dari keadilan.

Untuk menangani isu ini, Turki mencoba mendeteksi lokasi para pemimpin utama struktur organisasi teroris di luar negeri.

Yayasan Maarif Turki, yang didirikan pada 2016, dimandatkan untuk mengambil alih administrasi sekolah-sekolah yang terhubung dengan FETO di luar negeri dan melanjutkan kegiatannya di seluruh dunia untuk mencegah segala kekurangan yang terjadi akibat langkah-langkah Turki melawan FETO, terutama di bidang pendidikan.

[adinserter name=”Block 1″]

Merasa kehilangan tulang punggungnya di Turki, organisasi itu kini berusaha untuk bertahan dengan memanfaatkan strukturnya di luar negeri.

Pertarungan melawan struktur FETO di luar negeri telah menjadi prioritas utama Kementerian Luar Negeri Turki.

Selama bertahun-tahun, komunitas internasional secara bertahap memahami bahwa FETO bukanlah gerakan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan amal, seperti yang ditampilkan kepada publik, melainkan sebuah organisasi yang gelap dan berbahaya dengan ambisi politik dan ekonomi.

FETO dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh berbagai negara dan organisasi internasional.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam sesi ke-43 dewan menteri luar negerinya menyatakan FETO sebagai organisasi teroris.

Republik Turki Siprus Utara dan Mahkamah Agung Pakistan ikut menyatakan FETO sebagai organisasi teroris dengan putusan yang keluarkan pada 28 Desember 2018.

Jumlah anggota FETO yang berusaha melarikan diri dari negara-negara tempat mereka beroperasi juga meningkat, khususnya di Turki dan Afrika.

[adinserter name=”Block 1″]

Organisasi ini masih berusaha untuk mengarang kisah-kisah viktimisasi dengan menggunakan berita yang tidak berdasar melalui penggunaan media massa milik mereka.

FETO juga berupaya untuk memperkuat kerja sama dengan kalangan yang memusuhi Turki dengan menggunakan hubungan masyarakat dan metode lobi.

Hingga saat ini, Turki berupaya keras melancarkan perjuangan jangka panjang dalam menghilangkan struktur FETO di luar negeri.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di Amerika Serikat, Fetullah Gulen, mengatur upaya kudeta yang berhasil dikalahkan pada 15 Juli 2016, menyebabkan 251 orang tewas dan sekitar 2.200 lainnya terluka.

Ankara juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi dan pengadilan.  [Anadolu Agency]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d