Saturday, April 20, 2024
Internasional

Jika menang, Capres Turki ini akan bekerja sama dengan Assad

Turkinesia.net – Malatya. Pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kılıçdaroğlu mengatakan bahwa calon presiden mereka Muharrem İnce jika memenangkan pemilihan pada 24 Juni akan mengunjungi negara-negara Timur Tengah, termasuk rezim Bashar Assad Suriah, untuk membawa perdamaian ke wilayah tersebut.

Berbicara pada pertemuan Persatuan Kamar Dagang dan Pengrajin di provinsi Malatya timur, Kılıçdaroğlu mengatakan, bahwa mereka merupakan penentu untuk membentuk “Perdamaian Timur Tengah dan Organisasi Kerjasama” dengan Turki, Irak, Suriah dan Iran, menambahkan bahwa ini merupakan satu-satunya cara untuk menghentikan pertumpahan darah di kawasan tersebut.

Setelah perang saudara meletus di Suriah pada tahun 2011, rezim Assad belum dianggap sebagai perwakilan hukum dari rakyat Suriah oleh banyak negara termasuk AS, Inggris, Uni Eropa dan beberapa kekuatan regional. Mereka telah berulang kali menegaskan bahwa Assad tidak memiliki tempat dalam masa depan Suriah dan menyerukan periode transisi yang mengarah pada pemilihan demokratis untuk membentuk pemerintahan baru di negara yang dilanda perang. Assad disalahkan atas kematian ratusan ribu warga Suriah sejak awal perang sipil.

CHP sebelumnya beberapa kali juga pernah menyatakan perlunya berdialog dengan Assad. Pada bulan Februari, dalam pidatonya di pertemuan kelompok parlemen CHP, Kılıçdaroğlu meminta pemerintah untuk menjalin kontak dengan rezim Assad untuk menyelesaikan konflik di Suriah.

Juga, saat mengumumkan deklarasi pemilihan 230 halaman pada bulan Mei, Kılıçdaroğlu berkata, “Setelah stabilitas dipastikan di Suriah dan pelaku non-negara dilucuti, kami akan mendukung solusi politik di mana rakyat Suriah akan dapat membuat keputusan sendiri.”

Sementara CHP menyerukan untuk membangun kontak dan pembicaraan dengan Assad, pemerintah Turki telah menentangnya, mengatakan bahwa Assad perlu disingkirkan dan digantikan oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Menanggapi seruan Kılıçdaroğlu atas masalah ini, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada bulan Februari bahwa Turki tidak akan menghubungi atau duduk di semeja bersama Assad.

“Apa yang akan kita bicarakan dengan seorang pembunuh yang telah membunuh satu juta warganya,” kata presiden.

Perang sipil Suriah meletus pada tahun 2011 ketika rezim Assad dengan kasar merespon para pengunjuk rasa yang turun ke jalan untuk menuntut lebih banyak hak dan kebebasan. Protes awalnya muncul setelah demonstrasi Musim Semi Arab yang mengakibatkan pemimpin di Mesir, Tunisia dan Libya mengundurkan diri.

Kekejaman terhadap pemrotes memicu pemberontakan di bagian-bagian penting negara itu, tak lama kemudian berubah menjadi perang saudara yang brutal. Sejauh ini sekitar 500.000 orang tewas dalam perang. Sekitar enam juta orang telah mengungsi secara internal dan lima juta lainnya terusir ke luar negeri sebagai pengungsi.

Dengan dukungan Rusia dan Iran, rezim Assad baru-baru ini merebut banyak wilayah dan sekarang menguasai sebagian besar Suriah. Namun, pasukan rezim masih memiliki traktat tanah yang tetap di luar otoritas mereka di perbatasan dengan Irak, Yordania dan Turki, tiga dari lima negara tetangganya. [Daily Sabah]

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d