Wednesday, April 17, 2024
Indonesia-TurkiLifestyle

8 tahun tinggal di negeri suami, Siti KDI betah di Turki

TURKINESIA.NET – Siti KDI, mantan penyanyi dangdut yang telah menikah dengan seorang warga negara Turki mengaku betah tinggal di negeri suaminya tersebut.

Siti yang merupakan juara ajang Kontes Dangdut Indonesia di tahun 2004, diperistri oleh Cem Junet Perk pada tahun 2011. Pernikahan mereka kini telah berusia delapan tahun dan dikaruniai seorang putri cantik blasteran Indonesia-Turki, Elif Kayla Perk, berusia 7 tahun.

Butuh waktu bagi Siti untuk beradaptasi dengan lingkungan Turki sebagaimana pengakuannya saat diwawancarai di kawasan Plumpang-Semper, Jakarta Utara, Minggu (10/7/) seperti dilansir dari Tribunnews.

“Kita harus adaptasi dengan lingkungan. Mulai dari budaya, makanan, pokoknya semua ya,” ujar Siti. “Jadi memang tidak begitu mudah. Tidak cuma setahun, atau dua tahun, perlu waktu yang lama untuk bisa beradaptasi di lingkungan suami. Alhamdulillah sekarang sudah mulai terbiasa dengan lingkungan yang ada.”

Siti tidak mempermasalahkan perbedaan budaya Indonesia dengan budaya Turki. “Aku enggak mengalami kesulitan beradaptasi dengan budaya Turki karena budayanya hampir sama dengan budaya kita,”

Hanya saja, urusan lidah tidak bisa bohong, Siti masih berat menjauhkan diri dari masakan nusantara, terutama jengkol.

“Kalau mau ke sana (Turki) pasti bawa bumbu-bumbu. Aku bisa bawa lima koper sendiri isinya gula merah, ikan asin, daun pisang dan tentunya jengkol,” kata Siti suatu ketika di tahun 2016.

Suami Siti, Cem Juneet Peerk dapat memaklumi kondisi tersebut.

Diakui Siti, dirinya telah membuat komitmen sebelum menikah.

Siti mengaku kondisi rindu keluarga merupakan sebab yang membuat dirinya sering bolak-balik Turki-Indonesia.

[adinserter block=”1″]

“Rasa rindu kepada keluarga yang bikin Siti pulang-pergi (Turki-Indonesia). Tapi karena memang sudah komitmen saat menikah. Soalnya ketika datang, rasa kangennya benar-benar sudah terobati dan spesial untuk Siti,” Siti KDI mengakhiri.

Siti bersyukur karena di Turki mayoritas penduduknya beragama Islam. Meski tak seperti di Indonesia, suasana puasa dan lebaran cukup terasa.

“Di sana juga muslim mayoritas, jadi apapun yang dilakukan secara agama, itu sama semuanya,” terang Siti. “Puasa sama, kemudian juga lebarannya. Tapi memang lebih ramai di sini sih daripada di sana.”

[adinserter block=”1″]

 

Turki urutan ke 7 di antara negara-negara terbaik untuk hidup dan bekerja

Dalam survei oleh Grup HSBC, Turki menempati posisi ketujuh di antara negara-negara terbaik untuk hidup dan bekerja. Posisi atas ditempati oleh Jerman, Uni Emirat Arab (UEA) dan Vietnam dalam daftar teratas oleh Swiss, Turki menyediakan lingkungan yang baik bagi orang asing, kata survei Expat Explorer.

Survei itu, berdasarkan pendapat lebih dari 18.000 ekspatriat dari 163 negara. Data tersebut menunjukkan peringkat Turki naik dari posisi 22 tahun lalu menjadi ketujuh.

Edisi tahunan ke-12 survei memeriksa negara-negara dalam hal kualitas hidup, pekerjaan dan keseimbangan hidup, pendapatan keuangan dan kehidupan keluarga. Ini dianggap sebagai salah satu survei ekspatriat yang paling komprehensif.

Enam puluh dua persen yang diwawancarai mengatakan kualitas hidup mereka di Turki menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan negara asal mereka. Lebih dari setengah orang yang diwawancarai untuk survei mengatakan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk hobi dan keluarga di Turki, sementara 55 persen mengatakan mereka bisa membeli rumah dan mobil yang bagus di Turki.

[adinserter block=”1″]

69 persen lainnya mengatakan mereka merasa aman di Turki dan penduduk setempat sangat ramah. Mayoritas yang diwawancarai mengatakan keseimbangan kehidupan kerja di Turki jauh lebih baik dibandingkan dengan negara asal mereka. 59% persen mengatakan mereka dapat melakukan perjalanan lebih banyak di Turki, dan 57% mengatakan mereka menemukan waktu untuk mempelajari keterampilan baru seperti menyelam, memasak, dan belajar bahasa baru.

Mayoritas dari mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di kota-kota yang kaya akan tekstur sejarah dan budaya dengan landmark dan taman. Sebagian besar tinggal di lokasi pusat di mana ada lebih banyak pilihan perjalanan, dan 59 persen mengatakan mereka tinggal di kota-kota dengan kehidupan budaya yang hidup.

Lebih dari setengah yang diwawancarai untuk survei mengatakan mereka menikmati santapan dan makanan enak di Turki.

Sebuah laporan yang menyertai survei di situs web HSBC mengatakan Turki, yang terletak di dua benua; Asia dan Eropa, “memancarkan daya tarik para pendatang, terutama bagi pebisnis yang ingin mengambil keuntungan dari pertumbuhan ekonominya.”

[adinserter block=”1″]

“Dengan langit yang cerah dan biaya hidup yang rendah, negara ini juga merupakan tujuan pensiun yang ideal, dan budayanya hidup sampai klise ‘sesuatu untuk semua orang’ dengan perpaduan yang menarik antara tradisi Timur dan Barat.” Dalam hal budaya, komunitas terbuka dan ramah, Turki mendapat nilai tinggi dalam peringkat dan merupakan pilihan utama dalam hal kemudahan menetap.

“Bersiaplah untuk senang. Orang Turki adalah orang yang paling ramah yang pernah saya temui,” kata seorang responden survei.

“Sambut baik sifat dan keramahtamahan masyarakat umum dan cobalah belajar beberapa frasa bahasa Turki setiap bulan,” kata seorang responden lainnya.

[adinserter block=”1″]

Namun, survei menunjukkan perlu waktu bagi ekspatriat untuk mempelajari nuansa budaya dan menunjukkan hambatan bahasa.

 

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d